Judul : hormon yang berperan pada menstruasi, kehamilan dan persalinan
link : hormon yang berperan pada menstruasi, kehamilan dan persalinan
hormon yang berperan pada menstruasi, kehamilan dan persalinan
Hormon yang berperan dalam menstruasi, kehamilan, dan persalinan
a. menstruasi
Peristiwa menstruasi dapat dibedakan menjadi beberapa fase : fase menstruasi, fase pra-ovulasi. Fase ovulasi dan fase pasca-ovulasi.
1) Fase menstruasi
Hormon yang memegang peranan pada fese menstruasi adalah hormon estrogen dan progesteron. Hormon ini mengalami reduksi secara mendadak, yang berlangsung pada lima hari pertama menstruasi. Akibatnya sel telur yang tertanam di uterus (endometrium uterus) di lepas bersama robeknya endometrium tersebut. Dengan demikian dinding uterus menjadi sangat tipis.
2.fase pra-ovulasi
Hormon yang berperan pada fese pra-ovulasi adalah FSH dan LH yang merangsang sel-sel folikel untuk menghasilkan hormon estrogen dan progesteron. Dengan adanya hormon yang dihasilkan oleh sel-sel folikel ini maka endometrium yang pada waktu menstruasi robek dan menjadi tipis, kini tumbuh dan menebal kembali.
3. fase ovulasi
Fase ovulasi biasanya terjadi pada hari ke empat belas dari waktu menstruasi yang berkisar antara 24-35 hari (umumnya 28 hari). Tingginya kadar estrogen akan menghambat hormon yang berasal dari hipofisis, sehingga produksi FSH dihambat. Sementara itu terjadi umpan balik positif, sehingga LH dihasilkan. Akibatya terjadi ovulasi. Folikel mengkerut dan berubah menjadi korpus luteum.
4. fase pasca-ovulasi
Fase pasc-ovulasi berlangsung dari hari ke lima belas sampai hari ke dua puluh delapan. Fase ini merupakan waktu antara ovulasi dan menstruasi berrikutnya. Umumnya tenggang waktu terjadinya fase ini adalah konstan. LH merangsang korpus luteum sehingga menghasilkan sejumlah estrogen dan progesteron.
Fase ini FSH cenderung naik kadarnya, sedang LH sebaliknya menurun. Yang dominan adalah hormo progesteron. Apabila tidak terjadi pembuahan dan implantasi, maka korpus luteum akan berubah menjadi korpus ablikans, yang meerupakan bentuk korpus luteum yang telah mengalami regenerasi. Dengan tidak berfungsinya korpus luteum, maka kadar estrogen dan progesteron menurun. Hal ini menyebabkan produksi FSH dan LH secara bertahap naik. Fase pasca-ovulsi sudah bersambung dengan fase berikutnya. Terjadilah siklus menstruasi.
b. kehamilan
1) Fase menstruasi
Hormon yang memegang peranan pada fese menstruasi adalah hormon estrogen dan progesteron. Hormon ini mengalami reduksi secara mendadak, yang berlangsung pada lima hari pertama menstruasi. Akibatnya sel telur yang tertanam di uterus (endometrium uterus) di lepas bersama robeknya endometrium tersebut. Dengan demikian dinding uterus menjadi sangat tipis.
2.fase pra-ovulasi
Hormon yang berperan pada fese pra-ovulasi adalah FSH dan LH yang merangsang sel-sel folikel untuk menghasilkan hormon estrogen dan progesteron. Dengan adanya hormon yang dihasilkan oleh sel-sel folikel ini maka endometrium yang pada waktu menstruasi robek dan menjadi tipis, kini tumbuh dan menebal kembali.
3. fase ovulasi
Fase ovulasi biasanya terjadi pada hari ke empat belas dari waktu menstruasi yang berkisar antara 24-35 hari (umumnya 28 hari). Tingginya kadar estrogen akan menghambat hormon yang berasal dari hipofisis, sehingga produksi FSH dihambat. Sementara itu terjadi umpan balik positif, sehingga LH dihasilkan. Akibatya terjadi ovulasi. Folikel mengkerut dan berubah menjadi korpus luteum.
4. fase pasca-ovulasi
Fase pasc-ovulasi berlangsung dari hari ke lima belas sampai hari ke dua puluh delapan. Fase ini merupakan waktu antara ovulasi dan menstruasi berrikutnya. Umumnya tenggang waktu terjadinya fase ini adalah konstan. LH merangsang korpus luteum sehingga menghasilkan sejumlah estrogen dan progesteron.
Fase ini FSH cenderung naik kadarnya, sedang LH sebaliknya menurun. Yang dominan adalah hormo progesteron. Apabila tidak terjadi pembuahan dan implantasi, maka korpus luteum akan berubah menjadi korpus ablikans, yang meerupakan bentuk korpus luteum yang telah mengalami regenerasi. Dengan tidak berfungsinya korpus luteum, maka kadar estrogen dan progesteron menurun. Hal ini menyebabkan produksi FSH dan LH secara bertahap naik. Fase pasca-ovulsi sudah bersambung dengan fase berikutnya. Terjadilah siklus menstruasi.
b. kehamilan
pada fase kehamilan bulan ketiga dn keempat, korpus luteum masih menghasilkan hormon estrogen dan progesteron. Kedua hormon tersebut mempunyai peranan dalam mengatur dinding uterus sehingga siap untuk menerima implatasi dan memberikan segala sesuatu yang dibutuhkan oleh zigot yang sedang berkembang. Pada fase ini, juga sudah terjadi rangsangan pada kelenjar susu, sehigga pada saat diperlukannya sudah siap berfungsi. Selanjutnya fungsi korpus luteum di ganti oleh plasenta yang menghasilkan hormon yang diperlukan untuk kehidupan janin dalam rahim. Hormon HCG (human chorionic gonadotropin) yang bekerja dari hari kedelapan kehamilan dapat digunakan untuk mengetes kehamilan, karena hormon tersebut dijumpai dalam urine orang yang hamil. Hormon lain yang dihasilkan oleh plasenta adalah hormon yang mempengaruhi kerja kelenjar susu untuk mengatur metabolisme ibu yang hamil, sehingga apa yang dibutuhkan ibu bisa dikurangi dan disalurkan ke janin, dan juga untuk mempersiapkan kebutuhan energi bagi ibu. Hormon penting lain yang juga dihasilkan plasenta adalah relaksin yang mempengaruhi fleksibilitas sinfisis pubis dan organ – organ lain di daerah tersebut sehingga mempermudah kelahiran.
c. kelahiran
c. kelahiran
pada proses kelahiran, hormon yang berperan penting adalah hormon yang ada kaitannya dengan simfisis pubis, yaitu hormon relaksin. Hormon estrogen yang cukup juga diperlukan untuk mengatasi pengaruh hormon progesteron yang menghambat kontraksi. Selain itu hormon prostaglandin, yang dihasilkan oleh semua sel walaupun sangat sedikit, juga berperan untuk mengatasi pengaruh hormon progesteron. Hormon oksitosin yang berasal dri hipofisis mempengaruhi pula kontraksi uterus.
Posting Komentar